Friday, September 26, 2008

Ini Negara kita, Kampung halaman kita ; Indonesia dalam buku

Part 2
My Country , My hometown

Indonesia sangat kaya dan diberkati dengan alam yang mempesona dunia. Sekali waktu saya bertanya pada turis yang saya temui di penginapan di salah satu hotel di Tator mengenai daerah yang akan dia tuju berikutnya. Ia dengan lancar menyebutkan daerah yang telah jadi agenda perjalanannya.

Ia tak lupa menunjukan sebuah buku. Itulah petunjuknya. Saya lebih suka memberinya judul “Indonesia dalam buku”. Buku itu memuat seluruh penjelasan tentang areal yang dianjurkan untuk dikunjungi bahkan harus dihindari misal karena potensi konflik. Sungguh menarik. Berbagai tempat yang mereka rencanakan untuk kunjungi, telah dikenal lebih dahulu dengan hanya membawa sebuah buku atau peta.

Benar bahwa ada utusan khusus penerbitan luar negeri ke Indonesia untuk merekam dan mencatat tempat, situasi dan berbagai informasi yang mendukung perjalan wisata orang sedunia. Ini saya ketahui dari hasil bincang-bincang dengan seorang turis selama perjalan pesawat udara dari Maumere ke Makassar, transit di Bali. Katanya ia sengaja diutus penerbit tempatnya bekerja guna menjelajahi daerah flores.


Informasi yang akan dimasukan dalam bukunya bisa berupa hotel yang ada di setiap tempat wisata ; mencakup alamat, tariff, menu makanan dan fasilitas yang disediakan. Selain itu, jarak dari hotel ke berbagai tempat wisata terdekat dan cara mengunjunginya juga disertakan.

Begitu detailnya hingga juga dijelaskan sewa angkutan umum dan cara negosiasi dengan supir. Fasilitas pendukung dari yang tradisional misal warung makan emperan, hingga yang modern, café, mal dan fasilitas Bank serta peta lokasi. Betapa kaya informasi yang dimiliki. Jadi buang jauh-jauh pikiran bahwa mereka orang asing. Mungkin kita lebih asing dibanding mereka di kampong halaman kita sendiri.

Lain lagi dengan cerita perjalanan ke Ambon. Saya sempat bertanya pada keluarga Indo- Prancis (Thanks to Poppy and her husband Jerome, and the beautiful Twin), menanyakan mengapa Ambon menjadi pilihan wisata? Sungguh diluar dugaan bahwa daerah yang baru saja kami kunjungi bersama telah ditayangkan pada stasiun lokal Prancis. Tadinya saya berpikir itu adalah siaran TV Indonesia yang online keseluruh dunia.

Ini Negara kita. Tapi apa yang kita tau kini rasanya baru sebatas areal dimana kita tinggal ataupun bila kita tau, itu baru sebatas pada infromasi lewat radio, televise atau Koran.Ini kampong halaman kita. Kita kadang menjadi tuan rumah yang tak ramah pada kampong kita sendiri. Masih sering kita dengar terjadinya pengrusakan karang, mengotori tempat wisata dengan membuang sampah sembarang, kebiasaan adu otot dulu baru bicara , adu mulut tanpa praktek (NATO), lebih banyak menunjolkan keakuan bukan kekitaan.

Kita kedatangan tamu jauh yang menunjukan betapa indahnya kampong kita. Giliran kita untuk menjaganya hingga kita kembali.., kembali.., dan terus kembali dikunjungi.

No comments: