Friday, September 26, 2008

Ini Negara kita, Kampung halaman kita : Kita Asing di kampong sendiri

Part 1
My Country , My hometown

Dalam perjalanan tugas saya sering bertemu dengan wisatawaan asing dari berbagai negara seperti Prancis, Inggris, spanyol, Belanda, Swis, Australia, Selandia Baru dan lain sebagainya. Menyenangkan sekali bisa dapat teman dan informasi baru, sekaligus bisa latihan ngomong bahasa dunia.

Terbesit rasa kagum kepada mereka yang bisa mengelilingi seluruh wilayah Indonesia. Terlebih diantara mereka ada yang sangat muda, yang untuk ukuran Indonesia masih mengharapkan bantuan orang tua. Seandainya saja blog ini telah lama saya buat, akan saya sebutkan satu persatu nama dan contact person mereka.

Disatu saat dalam perjalanan ke Ruteng, Flores, saya bertemu dengan seorang berkebangsaan belanda. Usianya sangat muda. Dari bincang-bincang dengannya tahulah saya bahwa ia menghabiskan waktu libur setelah tamat sekolah setingkat SMA di negaranya. Nanti sesaat setelah kembali dari perjalanannya, ia akan masuk sekolah militer.
Pertemuan itu terjadi diterminal saat hendak berangkat dari Ende ke Ruteng. Ia marah-marah…..katanya Indonesian jam karet. Sebagai pembandingnya, dia bilang bahwa dinegaranya, terlambat sekian menit saja, anda akan ketinggalan. Bahkan sekalipun anda berdiri menghadangnya, mobil tidak akan berhenti.
Yang bisa saya katakan bahwa angkutan umum Indonesia tidak mendapatkan subsidi penuh karena itu untuk memaksimalkan pendapatan maka bis baru akan berangkat bila semua kursi telah terisi.
Saat kami singgah beberapa saat ditempat pemberhentian di suatu daerah di Flores, Ia bertanya padaku “buang dimana sampahnya?”… Itu karena ia bingung tak melihat tong sampah bahkan sekalipun depan toko tempat kami belanja. Saya cukup maklum dengan kebiasaan mereka yang disiplin dalam menjaga kebersihan.
Saya coba memancingnya dengan mengatakan di Indonesia, sejauh mata memandang, itulah tempat sampah. Tapi itu tak membuatnya meninggalkan kebiasaannya. Keteraturan dan konsistensi perilaku membuatnya teguh. Pastilah ia bukan takut karena berada bukan dinegaranya, namun dengan melakukannya, ia telah mengkhianati prinsip sendiri yang telah tertanam seumur hidupnya.
Luar biasa nilai yang ditunjukannya. Kita orang Indonesia kadang sok kebarat-baratan. Kita Berlomba-lomba ambil bagian dalam prinsip Westernisasi. Namun pada dasarnya kita bukannya modern, melainkan primitive. Mulai dari kebiasaan membuang sampah, urusan antri, sampai urusan telat. Pada masa primitive saja telah ada penunjuk waktu. Sekarang kita bersikap malah sepertinya belum ada jam di dunia ini. Dalam urusan antri, kita kadang asal main serobot saja. Bukankah ini kita mangambil prinsip siapa kuat dia menang?
Juga, Bagiku ia cukup berani karena ia sendirian mengelilingi Indonesia yang tentu saja merupakan daerah baru yang asing. Ternyata untuk melakukan perjalanan ini, semua berawal dari perencanaan yang matang. Istilah kerennya excellence Planning. (nanti akan kita bahas tersendiri istilah ini)

No comments: