Friday, September 26, 2008

SUNGAI BELUT / MOA and The Kind Indo-French Family

Part Three
TRAVELLING AROUN INDONESIA, JOURNEY TO AMBON :
Perjalanan yang dilakukan bukanlah perjalanan wisata murni. Tujuan utamanya yakni on-site assignment. Jadi wisata hanyalah intermezzo, maka selalulah bersiap. Waktu untuk mendatangi lokasi wisata bisa datang kapan saja. Anda bisa saja kehilangan kesempatan untuk menikmati jernih dan segarnya air sungai/laut. Karena itu kondisikan kelengkapan anda bahwa saat berangkat kerja adalah juga saat berangkat wisata.
Untuk orang Timur yang masih Timur sekali, Pakai memang pakaian dalam , jadi pas berkunjung ketempat wisata bisa langsung mandi. Jadi tidak harus menunda keinginan hanya karena takut pakaian seragam anda akan basah kuyup. Kecuali bila anda terbiasa mandi dengan hanya memakai celana dalam atau bikini, maka kondisi ini bukan masalah.

Ini seperti yang saya alami saat berkujung ke daerah wisata tulehu (Ambon)

tempat Moa (belut besar). Kunjungan itu merupakan kunjungan dadakan . Mulanya saya tidak berpikir bahwa tempat yang akan kami datangi bisa untuk mandi. Ini karena kawan yang mengantar kami bilang bahwa daerah itu adalah daerah tempat belut besar. Sungguh mengerikan bila mandi dengan belut besar berenang disekliling kita.

Situasinya berubah total. Setiap yang memandang airnya pasti akan langsung tertarik menceburkan diri. Airnya jernih asli dan segar. Nyong-nyong muda Ambon bermain air dengan gembiranya. Pikirku saat itu bahwa mereka sungguh berani mandi dengan belut dikiri kanan sungai atau bahkan di sela-sela kaki mereka.

Penjelasan bapak Tua (masternya belut) bahwa belut dengan panjang paling pendek 1 meter, usia ada yang hingga 15 tahun, tak menggangu dan tetap bersembunyi dalam lubang persembunyiannya, menguatkan keinginan untuk mandi.

Sebuah pengalaman yang fantastik. Sungguh Akan benar-benar menyedihkan bila saat itu tak mandi hanya karena pakaian dibadan masih berupa seragam yang tak mungkin dibasahi karena saat pulang harus tetap masuk kantor terlebih dahulu untuk melanjutkan pekerjaan. Atau jika saat itu tidak memakai celana jongkoro. Thanks to bapak tua dan Pa` Jaju atas waktu dan penjalasannya. Many thanks also to Nichol’s family for the towel and the invaluable story. Thanks To Risal for the documentation

No comments: