Wednesday, November 12, 2008

Joking/Bergurau : Hati-hati

Joking atau canda punya efek relaksasi. Dengan menyelipkan humor saat kita sedang dalam situasi serius, kita bisa lebih fresh dalam menyelesaikannya. Humor juga membuat kita lebih enjoy menjalani sesuatu yang membosankan. Karena itulah semua orang menyukainya.

Banyak kawan saya berkata bahwa saya tidak punya selera humor yang bagus, orangnya serius dan kaku dalam mengomentari gurauan. Pasalnya adalah bahwa saya kadang meminta agar mereka jangan mengucapkan lagi hal yang sama yang mereka maksudkan sebagai humor.

Bagi saya meski penyampaiannya tidak dengan nada serius, melainkan disertai senyum, yang mereka ucapkan itu bukanlah humor. Ini menjadi sebuah pertentangan pendapat dengan saya , karena bagi mereka apapun muatannya, pendekatannya adalah untuk maksud humor.

Lalu apakah sebuah humor berefek sama terhadap semua situasi? Humor yang seperti apa yang dimaksud?.............

Dua persoalan yang bisa menyebakan humor memiliki makna negatif menurut saya terletak pada : siapa objek yang dihumorkan dan ke dua yakni apa muatan humor yang kita sampaikan.
Pilihan objek yang bisa dihumorkan yakni diri anda sendiri, orang lain yang tidak ada saat anda sedang humor, orang yang berada didalam kelompok anda. Umumnya kita jarang menjadikan diri kita sebagai objek yang dihumorkan karena kita sendiri tidak mau menjadi bahan tertawaan. Kita selalu merujuk pada seseorang diluar kita. Kalau kita lihat acara Empat mata, show lawak yang banyak digemari orang, pembawa acaranya menjadikan dirinya sentral dari sumber humor. Ini menjaga ketersinggungan pihak lain dan dengan cara ini aliran informasi dengan nara sumber tidak terhenti.

Muatan humor bisa positif atau negative. Berbeda dengan muatan positif, muatan negative tentu harus dihindari terlebih bila yang jadi objek adalah bukan diri kita sendiri. Muatan negative ini misalnya secara humoris kita mengkonotasikan seseorang dengan panggilan atau sebutan yang buruk, memberitahukan kepada orang lain mengenai hal yang sebenarnya tidak dilakukan orang lain. Anehnya ini kadang menjadi sumber humor keseharian kita. Dalam isitilah tradisionalnya kita sebut dengan `pacala`. Menurut saya pada kondisi ini, pembenaran dengan dasar pendekatan humor tidaklah logis. Sebaliknya bila anda sendiri adalah objeknya maka tidak masalah karena andalah yang membenarkan diri anda sendiri untuk mempermalukan diri.

Humor bisa menjadi pemecah kebuntuan saat seolah tidak ada lagi materi pembicaraan dengan orang lain. Namun pilihan humor yang salah malah bisa memutus pembicaraan anda seketika itu juga. Disamping itu, Pilihan humor yang salah malah bisa membuat anda bukannya dicap humoris namun …P.

No comments: